PPKO PGSD UAD Lestarikan Dolanan Tradisional Pasar Blumbang
Yogyakarta (01/10/2024) Gemuruh sorak penonton membahana di Pasar Blumbang, Kalurahan Wirokerten, Bantul, Yogyakarta. Ribuan pasang mata tertuju pada anak-anak yang tengah beradu ketangkasan dalam berbagai lomba dolanan tradisional. Acara ini merupakan bagian dari Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Ahmad Dahlan (PPK Ormawa PGSD UAD) ini sukses menghidupkan kembali semangat gotong royong dan melestarikan warisan budaya leluhur.
Lomba dolanan anak yang diselenggarakan di Pasar Blumbang bukan sekadar ajang kompetisi. Lebih dari itu, acara ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk bernostalgia, mengenang masa kecil, serta mempererat tali silaturahmi. Kemudian, berbagai permainan tradisional seperti kelereng, mewarnai, dan lompat tali menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta dari berbagai kalangan usia.
Dinda, seorang mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang ikut serta dalam lomba kelereng, mengungkapkan kegembiraannya. “Lomba ini mengingatkan saya pada masa kecil ketika bersama teman-teman bermain kelereng di gang. Rasanya seperti kembali ke rumah,” ujarnya dengan penuh semangat. Senada dengan Dinda, banyak peserta lain yang merasa senang bisa bernostalgia dan bermain bersama teman-teman, di balik keseruan lomba, terdapat tujuan yang lebih besar, yaitu pelestarian budaya dan nilai-nilai luhur bangsa. Dolanan tradisional mengandung banyak nilai pendidikan, seperti sportivitas, kerja sama, dan kreativitas. Dengan melestarikan dolanan tradisional, generasi muda dapat lebih menghargai budaya bangsa dan memiliki karakter yang kuat.
“Melalui lomba ini, kami ingin menanamkan kembali kecintaan anak-anak terhadap budaya bangsa,” ujar Ketua PPK ORMAWA HMPS PGSD. Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah dan komunitas lainnya untuk menyelenggarakan kegiatan serupa.
Lomba dolanan anak di Pasar Blumbang tidak hanya menjadi ajang nostalgia, tetapi juga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi wisata budaya. Dengan menggabungkan unsur tradisi, seni, dan kuliner, acara ini dapat menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
(Mylin)