PGSD FKIP UAD Gelar PHKI: Tekankan Etika Penampilan Guru sebagai Cermin Profesionalisme
Yogyakarta (22/05/2025) – Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP UAD menyelenggarakan Program Hibah Kompetisi Institusi (PHKI). Acara ini menghadirkan pemateri Subirah, M.Pd., serta Suwardi, M.Pd. Kegiatan tersebut berfokus pada pentingnya etika penampilan dan cara berpakaian bagi guru. Para dosen PGSD UAD hadir mengikuti diskusi penting untuk pengembangan profesionalisme pendidik. Etika penampilan guru di anggap krusial dalam membentuk karakter siswa dan citra positif institusi. Pemateri ahli berbagi pengalaman praktis dari sekolah masing-masing terkait standar penampilan. Kemudian, mereka menyampaikan materi relevan untuk meningkatkan kompetensi para dosen sebagai calon pendidik.
Dalam paparannya, Suwardi, M.Pd., dari SD Unggulan Aisyiyah Bantul, menekankan peran sentral guru sebagai panutan. “Guru Muhammadiyah haruslah profesional, berakhlak mulia, disiplin, rajin, serta memiliki semangat kerja Islami. Penampilan luar seorang pendidik di harapkan mencerminkan ketakwaan dan memberi contoh baik di lingkungan,” ujarnya. Selanjutnya, penegakan aturan berpakaian Islami dan sanksi yang konsisten bermanfaat menciptakan lingkungan Islami serta meningkatkan kepercayaan diri dan profesionalisme guru, tambahnya.
Lebih lanjut, Subirah, M.Pd., dari SD Negeri Karangjati, menekankan pentingnya penampilan guru untuk mendukung kenyamanan dan meningkatkan fokus belajar. “Pakaian guru haruslah formal, nyaman, tidak terlalu ketat atau mencolok supaya tetap menjaga fokus siswa. Penampilan yang selalu rapi, seperti rambut yang di sisir, kuku bersih, dan riasan sederhana, merupakan cerminan profesionalitas,” tuturnya. Aturan berpakaian dinas di sekolahnya selalu mengacu pada Peraturan Bupati Bantul yang berlaku sehari-hari, tegasnya.
Kegiatan PHKI ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran dosen PGSD UAD. Tujuannya adalah membentuk calon guru yang profesional, berkarakter mulia, dan berpenampilan baik. Dengan demikian, lingkungan belajar yang lebih kondusif dan berkualitas dapat tercipta. Selain itu, kegiatan ini juga mendorong kolaborasi antar dosen dalam merancang kurikulum inovatif dan strategi pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan abad ke-21.
(Han)