PGSD dan PGPAUD UAD Dalami Universal Design for Learning
Yogyakarta (17/07/2025) – Dosen PGSD serta PGPAUD FKIP UAD belajar bersama. Kegiatan bertujuan merancang pembelajaran yang merangkul setiap mahasiswa. Hal tersebut merupakan upaya meningkatkan keterampilan dalam mengajar. Lokakarya interaktif bertajuk “Universal Design for Learning: Supporting Student Success for All” menjadi forumnya. Acara bertempat pada Educators Hall Kampus 4 UAD. Narasumber lokakarya adalah Dr. Alex Masardo dan Maria Meredith. Keduanya merupakan pakar dari University of Gloucestershire, Inggris.
Dr. Alex Masardo membuka sesi dengan sebuah analogi kuat. “Saat bunga tidak mekar, perbaiki lingkungannya, bukan bunganya”. Analogi tersebut menggarisbawahi fokus utama lokakarya. Fokusnya adalah menciptakan lingkungan belajar yang mendukung semua. Pembelajaran bukan tentang memperbaiki mahasiswa. Sesi lokakarya dirancang sangat interaktif. Tujuannya agar terjadi hubungan belajar dua arah. Para narasumber akan belajar dari dosen UAD. Sebaliknya, para dosen UAD belajar dari narasumber.
Para peserta langsung terlibat dalam kerja kelompok. Maria Meredith memandu penataan ulang ruang untuk diskusi. Para dosen dibagi menjadi enam kelompok diskusi. Tugas pertama adalah membahas pemahaman awal tentang UDL. Para dosen juga berbagi praktik yang sudah berjalan lingkup UAD. Aktivitas ini berlangsung tanpa bantuan gawai atau internet. Tujuannya untuk menggali pengetahuan asli para peserta. Setiap kelompok kemudian mempresentasikan hasil diskusinya. Diskusi berjalan dengan sangat lancar.
Hasil diskusi menunjukkan pemahaman yang beragam namun mendalam. Beberapa kelompok mengaitkan UDL dengan pembelajaran inklusif dan berdiferensiasi. Ada pula diskusi menarik tentang perbedaan keduanya. UDL dipandang lebih mendasar serta berlaku untuk semua. Praktik baik lingkup UAD juga mengemuka. Contohnya penggunaan project-based learning dan outcome-based education. Universitas juga memberi akomodasi bagi mahasiswa lumpuh lewat pembelajaran daring. Termasuk membantu mahasiswi yang menikah serta hamil. Komitmen ini untuk memastikan tidak ada yang kehilangan kesempatan belajar. Praktik ini menunjukkan kepedulian mendalam terhadap kebutuhan individu setiap mahasiswa. Selain itu, ada integrasi nilai-nilai Keislaman dan Kemuhammadiyahan. Departemen bahkan telah membentuk tim pembelajaran khusus. Tim tersebut mengakomodasi mahasiswa berkebutuhan khusus.
(han)