Peluncuran Logo Milad ke-13 PGSD: Sebagai Simbol Kebaikan
Yogyakarta (05/08/2024) Program Studi PGSD UAD meluncurkan logo Milad ke-13 dengan dihadiri oleh Ketua Program Studi PGSD UAD, M. Ragil Kurniawan, M.Pd, dan Sekretaris Prodi PGSD, Hanum Hanifa Sukma, S.Pd, bersama para dosen PGSD. Dekan FKIP UAD, Dr. Ani Susanti, M.Pd.B.I, dan narasumber Niki Alma Febriana Fauzi, S.Th.I., M.Us (Dosen Prodi Ilmu Hadis UAD) turut hadir. Pendamping HMPS PGSD UAD, Patria Handung Jaya, S.Pd., M.A, dan mahasiswa HMPS yang bertugas sebagai panitia Milad juga menghadiri acara ini.
Kaprodi PGSD UAD M.Ragil Kurniawan, M Pd. Memberikan sambutan dengan menekankan bahwa akreditasi unggul merupakan hasil dari dedikasi dan kerja keras prodi PGSD UAD. Ia berharap pencapaian ini akan memotivasi seluruh pihak untuk terus meningkatkan produktivitas dan berinovasi lebih lanjut dalam pendidikan.
“semoga tidak berpuas diri di level unggul namun juga berkembang lebih. William H.McRaven menyampaikan make you bed, little things that can change your life and maybe the. Mungkin dapat menjadi inspirasi PGSD bahwa setelah bangun tidur selalu membersihkan dan merapihkan tempat tidur. Menjadi awal kehidupan untuk selalu produktif” ungkap Ani (wakil dekan FKIP UAD).
“Angka 13 dalam logo Milad PGSD melambangkan kesatuan tak terhingga, rukun iman, rukun Islam, dan rukun ihsan. Kombinasi warna merah, kuning, dan hijau mencerminkan semangat, tekad, serta dukungan inklusif dalam pendidikan, dengan dukungan penuh dari Muhammadiyah,” ungkap Handung, PIC Milad PGSD.
Kita harus terus memperkuat semangat kebersamaan dan meningkatkan kualitas pendidikan kita. Dengan berpegang pada prinsip khairu ummah. Kita akan memastikan bahwa setiap langkah kita tidak hanya bermanfaat bagi kita sendiri tetapi juga bagi seluruh masyarakat.
“Logo Milad ke-13 PGSD UAD mengacu pada Surat Ali ‘Imran ayat 110 tentang ‘khairu ummah’ (sebaik-baik umat). Ada dua penafsiran: pertama, khairu ummah merujuk pada mereka yang berhijrah bersama Nabi dari Mekkah ke Madinah, yang membuat generasi setelah mereka. Termasuk kita, tidak berpeluang menjadi khairu ummah. Oleh karena itu, kita mempertimbangkan tafsiran mufasir kontemporer seperti Mutawali al-Sya’rawi, al-Sa’di, dan tafsir al-Tanwir Muhammadiyah. Tafsir ini menyatakan bahwa untuk menjadi khairu ummah.Umat harus memenuhi 3 kriteria utama: melandasi aktivitas dengan keimanan, konsisten dalam tugas, dan menjadi rahmat bagi seluruh alam,” tegas Niki (narasumber).
(Fery)